This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 17 Desember 2012

PEMDA BUNGO LAGI GALAU..

Galau kata-kata yang sering kita dengar belakangan ini mungkin bisa dilukiskan pada kondisi pemerintah Bungo saat ini.
saya mulai bercerita dari aktifitas saya hari ini, Bangun jam 05.30 saya belum langsung mandi, fikiran saya terarah ke disfenser memanaskan air agar sehabis mandi bisa menikmati kopi... kamar mandi di kontrakan saya cuma tiga langkah dari kamar tidur, sehabis mandi dan aktifitas wajib saya langsung kembali kedepan disfenser untuk menyeduh Cappucino yang saya beli tadi malam,
waktu menunjukkan 07.30 saya mulai berangkat dengan mengendarai sepeda motor saya menuju tempat kerja, sesampai di persimpangan bangunan bawah saya terhenti oleh lampu merah, tiba-tiba dua orang pedagang koran menghampiri lalu menawarkan koran yang berbeda, saya pilih Tribun Jambi karena lebih murah dan beritanya juga komplit, sampai ditempat kerja satu persatu rubrik saya baca dan sampai dirubrik ahir BUNGO REGION, saya kaget melihat berita utamanya tentang "Honorer Sedot Rp. 20 Miliar" saking kagetnya saya bersuara, gile daerahku.. ternyata teman dibelakangku mendengar dan di bilang, memang gua harus bilang wawww gitu..!!
ternyata pertanyaan2 teman diskusi saya selama ini benar adanya, angka 20 M untuk sebuah daerah berkembang seperti Kab. Bungo tentu tidak sedikit, akan banyak sektor pembangunan lain yang terganggu, kenapa..? APBD yang seharusnya tepat sasaran memungkinkan sebuah daerah menjadi maju dan masyarakat sejahtera, tidak untuk Kab. Bungo, sampai saat ini pemerintahan yang dipimpin SZ-MASHURI belum terlihat program-program terobosan yang langsung menyentuh masyarakat, masyarakat Bungo rata-rata berpenghasilan sebagai petani, Karet maupun Kelapa sawit yang bergantung dengan pasar dunia maupun kondisi alam, seperti saat ini, jelas penurunan pendapatan rata-rata masyarakat dikarenakan kondisi alam dan pasar dunia yang tidak menentu..
mungkin langsung saja dengan pokok yang akan saya bahas, PEMDA BUNGO LAGI GALAU,, mungkin masih tanda tanya bagi pembaca, mengapa Pemda Bungo Galau...???
kembali ke berita Tribun Jambi hari ini, angka 20 M angka yang besar untuk beban APBD, disatu sisi pemerintah telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi 1500 tenaga honorer, disisi lain carut marutnya birokrasi baik soal pengangkatan tenaga honorer maupun pembagian kerja bagi tenaga honorer sampai saat ini tidaklah efektif dan efisien, menyediakan lapangan pekerjaan memang kewajiban negara (pemerintah) tidak terkecuali tenaga honorer..
tapi ada yang menarik mengenai tenaga honorer di pemerintah Bungo, tidak asing lagi bagi masyarakat bungo, tenaga honorer menjadi impian banyak masyarakat karena berharap akan diangkat menjadi PNS tetap itulah iming-iming yang beredar, masyarakat dibodohi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan masyarakat untuk meraup uang masyarakat menambah pundi kekayaan oknum-oknum baik pejabat di Eksekutif, Legislatif maupun keluarga pejabat, tim sukses Bupati dan lain sebagainya, telah jadi rahasia umum, untuk jadi tenaga honorer di lingkungan pemda Bungo seorang tenaga honorer mesti mengeluarkan uang 15-20 juta kalau ingin masuk ke data bbest honor pemda, praktek ini telah berlangsung beberapa tahun belakangan ini dan sampai saat ini masih bisa ditemukan, mohon ma'af bagi anda yang saat ini tenaga honorer, saya hanya ingin mengajak berfikir realistis, karena ada oknum yang diuntungkan dibalik semua ini, sementara beban pemda bertambah karena membiayai tenaga honorer.
jika kita melihat, banyak tenaga honorer yang tidak jelas job kerja yang akhirnya ongkang-kaki di kantor samil menunggu waktu pulang, alasan wakil Bupati H. Mashuri dan kepala BKD M. Yusup hanyalah retorika menutup praktek mafia honorer di Kab. Bungo, alasan honorer sebagai penopang roda pemerintahan hanyalah kata-kata pembenaran pemerintah yang kotor, busuk dan tidak memiliki visi jelas..
saya memaklumi kebutuhan tenaga honorer di Kab. Bungo, tapi dengan angka 1500 sebuah angka yang fantastis yang penuh tanda tanya,
1. apakah PNS yang ada tidak mampu, rekrut PNS perlu dipertanyakan lagi
2. apakah pengangkatan honorer proyek Pejabat, Bupati/Wakil Bupati unt menambah pundi kekayaan = 100 honorer x 20 juta = Rp. 2000.000.000
3. atau apakah honorer dijadikan ajang balas jasa Bupati/Wakil bupati untuk tim sukses, keluarga atau koleganya
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain tentu tidak cukup dibahas dalam tulisan ini..
melihat kondisi terkini, sudah seharusnya Pemerintah Bungo mulai mengefisien tenaga honorer, dan menyediakan lapangan pekerjaan disektor lain.. .
Jambi, 17 Desember 2012

Sabtu, 08 Desember 2012

MANAJEMEN AKSI

Merumuskan Formulasi Gerakan Mahasiswa, Aksi Sebagai Kekuatan Kontrol Moral dan Sosial
 Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Islam sebagaimana engkau adalah hanief (cenderung kepada kebenaran). Itulah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu”
(QS Ar-Rum : 30)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”
(QS Ali ‘Imron : 110)
Hidup adalah ikhlas dalam berfikir maupun bertindak, itulah aktualisasi tauhid”
(WM)
Mahasiswa merupakan salah satu dari beberapa kekuatan inti perubahan. Selain masyarakat yang di dalamnya terdapat petani, buruh serta para begundal pemerintahan yang mengabdikan diri kepada berhala neoliberalisme, mahasiswa adalah analis, fasilitator dan konsolidator sekaligus provokator dalam menjaga kedinamisan berjalannya Negara (pemerintahan). Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul sebagai dampak dari salah satu bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum objektif masyarakat (kesetaraan, keadilan, kesejahteran rakyat, dll), dibutuhkan sebuah formulasi gerakan sebagai konsep sekaligus secara teknis dapat menjadi pengawal utama berjalannya pemerintahan Indonesia. Dalam konteks ini, tokoh kuncinya adalah mahasiswa. Tentu saja bukan mahasiswa yang tidak hanya diam dalam melihat adanya penindasan terhadap kaum yang lemah.
Namun kita tidak akan mendiskusikan hal idealis di atas. Kita akan lebih menitiktekankan diskusi kita kali ini mengenai upaya-upaya apa sajakah yang mesti dilakukan oleh mahasiswa bersama masyarakat dalam mewujudkan perubahan sosial yang berkeadilan. Seringkali kita menyaksikan berbagai bentuk demonstrasi atau aksi yang dilakukan oleh mahasiswa, buruh, petani maupun kelompok masyarakat lain. Apakah sebenarnya aksi itu, bagaimana dan untuk tujuan apa aksi harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut marilah kita carikan jawabannya bersama-sama dalam diskusi kali ini.
Pengantar sederhana mengenai manajemen aksi
Manajemen Aksi merupakan sebuah system dan mekanisme (persiapan, masa waktu aksi, evaluasi serta tindak lanjut) yang jelas serta kongkret dalam sebuah aksi, baik massa maupun kelompok. Manajemen Aksi meliputi beberapa hal yang sangat penting, di dalamnya terdapat beberapa tahapan yang kesemuanya tidak dapat dinilai sederhana. Jadi yang dimaksud dengan manajemen aksi tidak sebatas sisten dan pengaturan serta perencanan persiapan pada saat melaksanakan aksi saja (yang selama ini hanya difahami sebagai persiapan untuk melakukan demonstarsi saja), namun merupakan sebuah formula yang utuh dan komprehensif, menyeluruh dan tidak parsial
Demonstrasi dan Aksi
Secara substansial, antara demonstrasi dan aksi memiliki makna yang sama. Hanya saja akan lebih halus dengan menggunakan kata aksi daripada demonstrasi. Sebab kata demonstrasi lebih memiliki persepsi negative, selalu diidentikkan dengan hal yang berbau kekerasan dan anarkhis (bakar-bakaran, menghancurkan gedung, penjarahan, dll). Meskipun demonstrasi tidak selalu seanarkhis seperti yang dibayangkan oleh banyak anggota masyarakat.
Tujuan Aksi
Salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah serta penyampaian pesan kepada masyarakat adalah dengan melakukan aksi massa. Dalam negara yang berdemokrasi, aksi menjadi cara yang dilegalkan, oleh karena itu lembaga pendidikan seperti universitas juga harus berperan sebagai guardian of value dari pemerintah serta masyarakat. Mengapa cara yang dipilih adalah aksi ? karena aksi berdampak pada dua sisi, yakni sisi ketersampaian pesan kepada pihak yang diinginkan serta penyadaran masyarakat atas sebuah isu. Sehingga aksi masih menjadi cara yang relevan untuk dilakukan.
Tahapan-tahapan dalam aksi
Dalam melaksanakan aksi, harus mempertimbangkan beberapa hal penting. baik perangkat yang mesti dipersiapkan maupun tahapan-tahapan yang harus dilalui bersama. Aksi memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui, antar lain:
  1. Pra Aksi, Persiapan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya aksi tidak selalu dapat ditentukan dengan pasti berapa lam waktu yang dibutuhkan. Hal demikian lebih bersifat fleksibel. Di sini kita akan membahas beberapa persiapan penting sebelum aksi.
  1.  
    1. Persiapan dan pematangan issue
Mahasiswa harus memiliki kekuatan dalam pemikiran, termasuk dalam isu yang akan angkat, kaji sebuah isu dengan mendalam serta didukung data yang akurat agar pesan dan tuntutan yang disampaikan berbobot dan jelas, buat semacam focus group discussion dengan beberapa mahasiswa untuk menentukan dan memantapkan isu.
  1.  
    1. Membuat press release
Berisikan pesan dan tuntutan dari isu yang telah dibahas, sebisa mungkin pesan yang akan disampaikan terfokus dan jangan melebar jauh.
  1.  
    1. Mengumpulkan massa (estimasi)
Aksi membutuhkan massa, dan salah satu parameter keberhasilan aksi adalah semakin banyaknya massa yang hadir dalam aksi, semakin banyak massa yang hadir akan menjadi force power tambahan bagi kita untuk menunjukkan bahwa banyak orang yang telah memahami isu yang dibawa dan turut berperan dalam menyuarakan isu tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan massa. Yang lebih penting adalah bagaimana semua faham tentang issu yang diangkat, sehingga massa yang ikut tidak hanya ikut-ikutan saja, tanpa memahami substansi issue yang diangkat.
  1.  
    1. Menghubungi media
Sangat dibutuhkan keberadaan media massa. Meskipun media massa memiliki “hidung” yang tajam, namun kita harus tetap harus menghubungi media. dengan demikian aksi yang dilakukan dapat dimuat dan lebih tersosialisasikan secara maksimal. Disamping media juga dapat dijadikan sebagai kontrol dalam meminimalisir tingkat represifitas aparat.
  1.  
    1. Mempersiapkan perangkat aksi
Perangkat aksi yang dibutuhkan antara lain ; spanduk atau baligo berisi pesan aksi, bendera lembaga yang mengusung aksi, press release untuk masyarakat luas,perangkat dokumentasi, poster untuk dibawa oleh peserta aksi, media publikasi tambahan untuk dibagikan ke masyarakat seperti leaflet atau pamflet, pengeras suara seperti TOA dan mobil sound system, dan identitas peserta aksi untuk memastikan aksi tidak disusupi, identitas ini seperti pengikat kepala atau jaket. Selain itu sebagai dinaminasi bisa juga disiapkan yel-yel atau lagu selama aksi yang berisikan pesan perjuangan mahasiswa dan pesan dari isu aksi yang dijalankan. Aksi teatrikal untuk menambah menariknya aksi bisa juga dilakukan.
  1.  
    1. Skenario dan pembagian peran
Menentukan arah dan rute aksi serta apa saja yang akan dilakukan. Pembagian peran diantara inisiator perlu juga dilakukan, siapa yang akan sebagai komandan lapangan, humas, P3K, dinamisator, orator, dan pengdokumentasi. Adanya pembagian peran ini diharapkan dapat membuat aksi terarah dan tertib.
  1.  
    1. Menghubungi pihak kepolisian untuk perizinan
Hal ini dilakukan supaya pihak aparat mengetahui dan melakukan pengaman ketika aksi dilaksanakan.
  1. Saat Aksi, merupakan tahapan aktualisasi dan perjuangan, karena segala sesuatu dapat berubah ketika sudah di lapangan, oleh karena itu peran koordinator lapangan sangat dibutuhkan agar segala sesuatu berjalan dengan baik. Banyak hal yang tidak terduga, seperti jadwal aksi yang tidak tepat waktu, massa yang tidak sesuai target, logistik aksi yang telat tiba, dan lainnya. Apapun yang terjadi di saat aksi, Don’t give up, go ahead. Beberapa hal yang biasa dilakukan selama berlangsungnya aksi antara lain:
  1. Membagikan pesan yang telah dibuat, seperti pamflet dan leaflet.
  2. Berorasi dalam perjalanan dan di tempat tujuan akhir, orasi adalah bagian dari penyampaian pesan aksi kepada masyarakat luas.
  3. Yel-yel dan menyanyikan lagu. Sebagai penyemangat massa aksi dan mendominasi/menguasai suasana/keadaan (situasi dan kondisi).
  4. Audiensi ke pihak yang dituju, dilakukan oleh perangkat aksi yang telah ditunjuk, negosiator maupun yang jago dalam beraudiensi.
  5. Pembacaan press release. Hal ini biasanya dilakukan pada akhir aksi dan diharapkan dapat diliput media agar pesan yang kita bawa dapat tersampaikan kepada khalayak luas.
  1. Pasca Aksi, Langkah terakhir dari aksi adalah pemulangan peserta, biasanya aksi tidak bubar di tempat dibacakannya press release untuk menimbulkan kesan “bubar setelah aksi”, biasanya peserta berjalan kembali ke tempat lain, baru membubarkan diri di tempat tersebut. Setelah aksi selesai, sebisa mungkin diadakan evaluasi aksi terkait ketersampaian pesan dan evaluasi teknis untuk menentukan langkah selanjutnya terkait perjuangan isu atau pesan yang disampaikan.
1.      Absensi, sebagai pemastian terhadap jumlah peserta aksi yang terlibat selama pelaksanan aksi. mengingat sering terjadinya kasus penangkapan bahkan penculikan terhadap beberapa aktifis tanpa alasan yang jelas.
2.      Evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari aksi yang sudah dilaksanakan. Selain merupakan media dalam mengetahui kekurangan dan kelemahan aksi, juga sebagai bahan dalam melaksanakan analisa SWOT untuk aksi mendatang.
3.      Rekomendasi, dari hasil-hasil yang telah dicapai melalui aksi dapat dikerangkakan menjadi sebuah masukan untuk gerakan yang akan dilaksanakan selanjutnya.
Kondisi lapangan
Pada saat melaksanakan aksi, situasi dan kondisi di lapangan sangat tidak mudah untuk dipastikan. Bisa saja sesuai tepat dengan apa yang sudah direncakanan, namun terkadang seringkali terjadi chaos (bentrok). Bentrok seringkali terjadi dengan aparat kepolisian maupun kelompok lain yang kontra terhadap aksi yang kita laksanakan. Namun hal ini bukan berarti hal yang harus ditakuti. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kemampuan dalam mengadaptasikan diri terhadap situasi dan kondisi yang mungkin akan terjadi. Selain itu, pengintegrasian terhadap segala hal secara hati-hati juga dibutuhkan. Dalam artian, massa aksi khususnya coordinator umum dan coordinator lapangan harus mampu menentukan sikap terhadap situasi serta kondisi yang demikian. Sehingga massa aksi tidak cair dengan begitu saja.
Makalah ini hanya menyampaikan sedikit sekali hal sederhana menyangkut manajemen aksi, kita bisa lebih banyak mengerti ketika kita telah melakukannya. Sering terjadi, apa yang tertulis jauh berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. 
Sekian terimakasih....